I miss my mom would hug you .....
mother why are you so quick to leave me ....
I can not live without you mom ....
but I promise you mom, I'll be what ever you dreamed of me mother ....
mother until whenever I'll always be a child's pride .....

I'll see you in heaven paradise mother ....


greeting your child

Selasa, 30 November 2010

Kiat Memilih Teman

PERSAHABATAN, pertemanan dan pergaulan memiliki pengaruh yang sangat kuat untuk membuat seseorang menjadi baik maupun buruk. Persahabatan dan pergaulan dengan orang-orang yang saleh dan berbudi membawa manfaat, sedangkan persahabatan dan pertemanan dengan orang-orang yang fasik dan durhaka membawa bahaya. Hanya saja manfaat persahabatan dengan orang saleh atau bahaya pergaulan dengan pendurhaka tersebut terkadang tidak tampak secara langsung, akan tetapi secara bertahap dan setelah berlangsung lama.
Rasûlullâh saw bersabda:
“Seseorang akan bersama teman duduknya.”
“Seseorang itu akan mengikuti agama sahabatnya, oleh karena itu setiap orang dari kalian hendaknya memperhatikan siapa yang ia jadikan sebagai teman.” (HR Tirmidzî, Abû Dâwûd dan Ahmad)
“Permisalan teman duduk yang baik adalah seperti penjual parfum misk (parfum yang paling mahal dan harum). Bisa jadi dia memberimu, atau engkau membeli parfumnya, atau engkau mencium keharuman parfumnya. Sedangkan permisalan teman duduk yang buruk adalah seperti pandai besi. Bisa jadi dia membakar pakaianmu, atau engkau akan mencium aroma busuk darinya.”
(HR Bukhârî dan Muslim dengan matan sedikit berbeda)
Barang siapa ingin mengetahui bagaimana pengaruh pergaulan dengan temannya tersebut, apakah ia memperkuat iman, kesadaran beragama dan amalnya, atau justru sebaliknya, maka hendaknya dia bandingkan keadaannya setelah bergaul dengan orang itu dengan keadaannya sebelum bergaul dengannya.
Jika setelah bergaul dengannya ternyata sendi-sendi iman, akhlak, niat-niat baik untuk beramal salehnya semakin kuat dan kokoh, sedangkan keburukan dan kejahatannya semakin kecil, maka pergaulan dan persahabatannya itu bermanfaat bagi agama dan hatinya. Jika persahabatan dan pergaulan tersebut ia lanjutkan, maka insyâ Allâh ia akan memperoleh manfaat yang sangat besar dan kebaikan yang sangat banyak.
Jika setelah bergaul dengannya ternyata sendi-sendi keagamaannya menjadi semakin lemah dan menurun, sedangkan kejahatan dan keburukannya semakin banyak, maka pergaulan tersebut telah membahayakan agama dan hatinya secara nyata. Jika pergaulan tersebut ia lanjutkan, maka akan membawa keburukan dan bahaya besar baginya, semoga Allâh melindungi kita darinya.
Timbanglah semua pergaulan dengan apa yang telah kami sebutkan di atas. Dan perlu diketahui, ketentuan di atas berlaku sesuai dengan mana yang lebih kuat.
Artinya, selama kebaikan lebih kuat, maka diharapkan pergaulan tersebut mampu menarik orang-orang jahat untuk menjadi baik. Dan selama keburukan lebih kuat, maka dikhawatirkan orang baik yang bergaul dengan pendurhaka tersebut akan mengikutinya dan menjadi buruk.
Permasalahan ini sangat pelik, orang-orang yang memiliki mata hati yang jernih akan memahaminya. Diperlukan waktu yang banyak untuk membahasnya secara terperinci. Sedangkan Rasûlullâh saw bersabda:
“Teman duduk yang baik lebih utama daripada menyendiri, dan menyendiri lebih baik daripada bergaul dengan teman yang buruk.”
(Ucapan Rasul saw yang singkat ini sarat dengan makna) Rasûlullâh saw telah dikaruniai Allâh kalimat-kalimat ringkas yang penuh makna yang tidak diperoleh orang-orang terdahulu dan yang akan datang kemudian.

Senin, 15 November 2010

MULIANYA HATIMU IBU


Hari telah larut malam. Suasana sangat hening, dan semua insan telah lelap dalam tidurnya. Yang terdengar hanyalah suara binatang malam yang bersahut-sahutan. Tiba-tiba keheningan malam itu terpecahkan oleh suara tangisan seorang bayi dari sebuah rumah. Sang ibu yang tengah terlelap dalam tidurnya pun bergegas bangun dan menghampiri buah hatinya. Rasa kantuk yang menggelayuti tidak dihiraukannya.

“Oh.. adik pipis ya?” ibu itu berkata sendiri sambil mengganti pakaian bayinya yang telah basah.

Setelah itu sang ibu pun mendekap anaknya agar berhenti menangis dan tertidur kembali. Tak lama kemudian si kecil pun tertidur kembali. Sedangkan ibu tadi, meskipun telah berusaha untuk tidur, namun matanya tak mau dipejamkan hingga fajar pun tiba.

Pengalaman seperti ini kerap sekali dialami oleh seorang ibu yang mempunyai momongan kecil, dan hampir semua ibu pernah mengalaminya.

Dari sini cobalah kita kembali merenungkan, betapa besarnya penderitaan seorang ibu. Bagaimana beratnya beliau ketika mengandung anaknya selama berbulan-bulan. Betapa sakitnya beliau ketika melahirkan anaknya, dan betapa berat dan susahnya beliau ketika menyusui. Ia jaga dan pelihara buah hatinya lebih dari menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya sendiri.

Ketika anaknya lapar, ia menyuapinya dengan penuh kesabaran. Ketika malam telah larut dan dingin, sang ibu pun meninabobokan si kecil dalam buaiannya. Dengan penuh kasih sayang ia menimangnya.

Allah Ta’ala berfirman:

حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهاً وَوَضَعَتْهُ كُرْهاً

“ibunya mengandungnya dalam keadaan susah yang bertambah-tambah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula)” (Al Ahqaaf: 15)


Tangan sang ibu telah banyak memberi arti dalam tiap lembar kehidupan anaknya. Saat sang buah hati ketakutan dalam gelapnya malam, sang ibu pun mendekapnya dengan penuh perlindungan dan kasih sayang. Dibisikannya kalimat-kalimat tauhid yang akan tetap terukir indah dalam hatinya, “Jangan engkau takut wahai anakku, bukan gelapnya malam yang pantas engkau takuti akan tetapi Allah Tuhan sekalian manusia. Nah sekarang hilangkanlah ketakutan itu karena Allah Maha Melihatmu dan pasti akan melindungimu”. Bisikan-bisikan itulah yang telah memberi ketenangan dan menumbuhkan keberanian pada jiwa anaknya.
Lihatlah betapa besarnya jasa ibu kepada anaknya.Tetapi kini setelah kita dewasa dan meraih apa yang kita citakan, kita balas dengan perbuatan yang sebaliknya. Seolah kita yang telah memberikan jasa dan kebaikan kepadanya. Kita perlakukan ibu bagaikan seorang pembantu dan tetangga jauh. Bahkan kadang kita menyalahkan dan bersikap kasar dengan membentaknya.Apakah pantas kita berbuat seperti itu? Pantaskah kita mengabaikan dan menyiakan segala kasih sayang dan penderitaan ibu kita selama ini? Beliau hidup susah di akhir hayatnya tanpa ada yang memelihara dan menyantuninya. Tegakah kita membiarkannya hidup bersama orang lain karena kita enggan dan malu untuk merawatnya?

Wahai saudaraku, janganlah kita hanya bisa menangis saat teringat akan ibu-ibu kita. Tapi tunjukkanlah wujud bakti kita kepada mereka. Ingatlah, tidak ada kata terlambat untuk memulainya!

Ibuku mengajariku melukis
hingga bisa kuwarnai hari

Ibuku mengajariku berlari
hingga terus kukejar mimpi

Ibuku mengajariku berdoa
berharap selalu ingat dan tak pernah lupa

Ibuku mengajariku tersenyum
mengingatkanku untuk tak selalu sendiri

Ibuku mengajariku diam
membangunku dalam kebijaksanaan

Ibuku masih terus mengajariku
tentang dunia yang tak kukenal
Untukku menatap siang dan malam

Tapi ibuku lupa mengajariku
untuk mengingat jasa-jasanya

Aku Mencintai mu IBU.....
Terimakasih atas jasa-jasamu...
Love u puLL dech..
apa jadinya aku biLa tanpa mu ibu....
I LOVE U my MOTHER

puisi terakhir soe hok gie

Ada orang yang menghabiskan waktunya berziarah ke mekkah, 
Aada orang yang menghabiskan waktunya berjudi di wiraza, 
Ttapi aku ingin menghabiskan waktu ku disisi mu sayang ku…. 
Bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu 
Atau tentang bunga-bunga yang manis di lembah mandala wangi 

Ada serdadu-serdadu Amerika yang mati kena bom di danang 
Ada bayi-bayi yang lapar di Biafra 
Tapi aku ingin mati disisi mu manisku 


Setelah kita bosan hidup dan terus bertanya-tanya 
Tentang tujuan hidup yang tidak satu setan pun tahu 
Mari sini sayangngku 
Kalian yang pernah mesra Yang pernah baik dan simpati padaku 
Tegaklah ke langit luas Atau awan yang menang 

Kita tak pernah menanamkan apa-apa 
Kita takkan pernah kehilangan apa-apa 

Nasib terbaik adalah tidak pernah dilahir 
Yang kedua dilahirkan tapi mati muda 
Dan yang tersial adalah berumur tua 

Berbahagialah mereka yang mati muda 
Mahluk kecil kembalilah dari tiada ke tiada 
Berbahagialah dalam ketiadaanmu

Jumat, 12 November 2010

PENCARI JEJAK

Apa yg kau cari dari cerita hidup yg panjang
dari sudut syair dunia yg pastikan hilang
adakah estetika yg lebih bijak dr keteladanan
pengiris lukisan alam yg tak kunjung menyentuh hatimu
ingatlah itu..

seperti sebatang kara dipadang pasir rabadzah
dibalik sebuah keterbatasan kain kaffan yg sunyi
pada indah sketsa teduhnya sebuah kesolehan
begitulah abu dzar al ghifari menyemai cermin tentang keteduhan
maka maafkanlah segala kekhilafan muawiyah
agar sudut pandang tak ciptakan noda ukhuwah
beristigfarlah ditiap keping kenikmatan dunia
semoga hari-hari mu penuh dengan kemuliaan ibadah
bermunajatlah.. kesudut cerita abadi tentang ketakwaan
ada cerita menarik pada bingkai rekonsiliasi futu mekah
maka pergilah kebukit uhud & kenanglah sejarah itu
jawaban ketika hawa nafsu berada diatas keimananmu
maka kemanakah pujangga zulfikar yg tak pernah gentar
menjaga jejak kesadaran tanpa paranoia seperti abu hanifah
ramuan hati keemasan ibnul qoyyim aljauziah
kemurnian terompah kaki bilal disurga
terjagalah jejak-jejak kesolehan

bisakah kita belajar utk bisa merasa
bukan hanya sekedar merasa bisa
dari waktu & ilmu koleksi tulang imam syafei
maka selamilah jejak hidupmu dlm kesabaran
merintis nurani kepahlawanan dlm esensi kesetiaan
kesatria-kesatria pewarna sejarah ttg harapan
penikmat aqidah dlm kekusuan amaliah ibadah
merapatkansetiap shaf dlm 5 waktu yg khusyu
tapi tragedy diperang mu’tah adalah fenomena
& kholid membayar kesabaran itu diperang yarmuk
pembuktian dari sang saifulloh al maslul
generasi awal pewaris sastra kebajikan
yg membuka mata hati dgn tajam
merangkai imajinasi ketepatan sebuah perjuangan
seperti keteguhan pilihan hidup mush’ab bin umair
yg teguhkan bendera islam diatas lapisan nyawa sang ibu
seperti wejangan lama kezuhudan fudhail bin iyadh
yg getarkan hati harun arrosyid utk mengerti
bagi utang jejak kita pd sang robbul izzati
atau pr ilmu kita terhadap kesolehan
maka lihatlah lebih dlm dgn mendengar
& mengerti lebuh jauh dgn menyimak
disudut batas ketekunan & keteguhan
karena hidup tak hanya selembar daun telinga


Senin, 08 November 2010

NYANYIAN SUKMA

Di dasar relung jiwaku
Bergema nyanyian tanpa kata;
Sebuah lagu yang bernafas di dalam benih hatiku,
Yang tiada dicairkan oleh tinta di atas lembar kulit
Ia meneguk rasa kasihku dalam jubah yg nipis kainnya,dan mengalirkan sayang,
 Namun bukan menyentuh bibirku...
Betapa dapat aku mendesahkannya?
Aku bimbang dia mungkin berbaur dengan kerajaan fana
Kepada siapa aku akan menyanyikannya?
Dia tersimpan dalam relung sukmaku
Kerna aku risau, dia akan terhempas
Di telinga pendengaran yang keras...
Pabila kutatap penglihatan batinku
Nampak di dalamnya bayangan dari bayangannya,
Dan pabila kusentuh hujung jemariku
Terasa getaran kehadirannya...
Perilaku tanganku saksi bisu kehadirannya,
Bagai danau tenang yang memantulkan cahaya bintang-bintang bergemerlapan.
Air mataku menandai sendu
Bagai titik-titik embun syahdu
Yang membongkarkan rahsia mawar layu.....
Lagu itu digubah oleh renungan,
Dan dikumandangkan oleh kesunyian,
Dan disingkiri oleh kebisingan,
Dan dilipat oleh kebenaran,
Dan diulang-ulang oleh mimpi dan bayangan,
Dan difahami oleh cinta,
Dan disembunyikan oleh kesedaran siang
Dan dinyanyikan oleh sukma malam....
Lagu itu lagu kasih-sayang,
Gerangan 'Cain' atau 'Esau' manakah
Yang mampu membawakannya berkumandang?
Nyanyian itu lebih semerbak wangi dari pada melati
" Suara manakah yang dapat menangkapnya?
Kidung itu tersembunyi bagai rahsia perawan suci
Getar nada mana yang mampu menggoyahnya?
Siapa berani menyatukan debur ombak samudra dengan kicau bening burung malam?
Siapa yang berani membandingkan deru alam, 
Dengan desah bayi yang nyenyak di buaian?
Siapa berani memecah sunyi
Dan lantang menuturkan bisikan sanubari
Yang hanya terungkap oleh hati?
Insan mana yang berani melagukan kidung suci Tuhan?

YANG TAK TERCAPAI

Bukan aku yang pertma berani mendamba
Untuk meraih dia, rinduan semesta dunia
Tapi katakan padaku, bila sampai beritanya padamu
(katakan sebenarnya padaku, bisikan sepenuh khidmatmu)
Pernahkah kau sepintas melihat wajahnya yang bercahaya
Dalam apapun yang terpandang di mata, di mana pun kau berada??

Ku cari dia di waktu fajar dan malam hari
Dan ku rentakan jemari tangan ke cahaya gemintang yang pucat pasi
Ku tanya laut tentang dia,tetapi tersenyum gelombang
Mendengar suaraku begitu pedih,begitu garang
Di istana demi istana telah ku cari dia
Diantara reruntuhan demi reruntuhan telah datang aku mengembara
Namun di tengah reruntuhan atau di istana kudapati semua
Seperti diriku sendiri juga : gelisah,kacau,buta

Mereka berkata,"Bertaraklah.Adalah dia tersembunyi kecuali bagi yang bertarak dan berlaku suci"
Kumatikan segala kegembiraanku dan ku lepaskan segala harapanku
Dan ku renggutkan pula segala  kegairahan dari hatiku
Betapa bodoh nasihat mereka itu!!Betapa saat aku ini
Dari kearifan,bila permintaan mereka ku patuhi

Aku pun berbaring,agar aku dapat bermimpi tentang dia
Dan kemudian aku bangkit,mengejek setiap mereka yang tidur terlena
Dunia mimpi ini bukan semata kegembiraan yang lembut menawan
Banyak kepedihan di sana,dan banyak kecemasan yang mengejutkan
Dan bila aku bermimpikan dia,kumimpikan sekuntum mawar
Yang belum pernah terpetik tangan,atau sebuah bintang,yang belum pernah terbit bersinar

Dan bila aku terbangun,tak ada apapun di dalam kamarku
Selain kebodohanku dan igauan kebingunganku

Musim semi berlalu : Dia tak juga tampak
Di anak sungai yang menyanyi,di kehijauan yang harum semerbak
Datang pula musim dingin,namun dia tak juga tertangkap
Dalam guruh yang gemuruh,dalam awan yang meratap
Kukira akan ku temukan dia dalam cahaya kilat
Namun dalam pancarnya yang sekejap,impianku tak pula terjerat
Kemudian putus asapun,bagai kabut,menaungkan bayang-bayangnya padaku

Dan mengepungku,dan sama sekali melibatku
Jiwaku meratap,hancur di lindas cemas dan luka
Maka dalam air mataku terpandang dia dan teraba
Dan begitulah aku tahu,ketika sudah terlambat kuketahui ini
Bahwa dia yang kucari selama ini ada di hatiku sendiri.


                                                                                      By : Zubay al Ghifari

Rabu, 03 November 2010

INVASI ZIONISME

Korosi huru hara di akhir zaman
Blok hitam eksekusi Sayanim terus menggeram
Catatan tiada akhir tuntaskan ambisi mutakhir
Provokasi perang salib penipu Tuhan dari tetesan darah Apocalypse
Geofisika historical operasi Sphink hingga black September Kebenaran media bermain silicon untuk misi abadi ke 24 protokol Zion
Muslihat resolusi 242 dan PBB menjadi kaki tangan mereka
Merekrut dioksida badan koordinasi inteligen negara
Bahkan PBB atau CIA profetik skenario aggressor sindikat akronim yahudi
Bersihkan senator kotor formasi Ambassador perekrutan komunikator
Kontrol mobilisasi cita-cita Haykal Sulaiman
Nikita Kruscev hingga Viktor Ovtrovsky. Al Khadafi hingga Simon Perez
Modifikasi kamikaze yang membuat Charles Manson layak menjadi maskot Amerika. Untuk wacana harfiah kepalsuan propaganda
Instruktur lelucon Tel Aviv dalam pelacuran midrasha
Inflasi nada sejarah dusta Galilea yang tetap harus membayar mahal
Legenda syahid Shabra Shatilla dan voltase Fallujah
Tidak ada perang seteror perang terhadap Zionizme …
Dadu telah terlempar
Permainan tipu daya perang semesta akan segera berkobar
Referensi target merah sinyal sub kordinat
Nota faktual salinan informasi arena combat
Umpan matang dalam wacana kelabu
Tidak terlihat dalam kasat mata baku
Tidak terdengar dari mainstream yang lugu
Verifikasi ambisi spesifik Megalomania
Epitome dusta bayonet Sodom dan Gomora
Rakitan diplomatic sepicik Ellijah Muhammad
Insiden Malcolm dan Kanosa kehancuran Baghdad
Cerita invasi Teheran hingga dataran tinggi Golan
Kassa m-o double s-a-d ( M.O.S.S.A.D )
Yang definisikan terorisme pada antisemitisme
Raja raja pagan yang ingin kuasai dunia
Ketika barikade Sharon menembus ke ruang tamu kita
Pion catur pariwara dan benih konsumerisme
Uang, sex dan kekuasaan dari racun materialisme
Terbaca dalam analisa spesifik
Suatu ketika scientific terlalu bodoh untuk percaya pada akhir zaman
Tidak ada perang seteror perang terhadap Zionizme

Selasa, 02 November 2010

MAHA JELITA

Maha jelita di antara bidadari,lebih purba dari insan
Kau pendamba matahari,lebih purba dari bulan
Pendengaran menangkapmu,sebelum penglihatan
Puisi menyanyikanmu, sebelum petikan
         Maka dengan keindahanmu adalah engkau puteri kenangan

Ruh cinta terbng hendak melihat wajahmu
Bulan merindukan terbitmu
Ingin ia terbit seperti kau dengan lebih sahdu
Angin dini hari dengan kagum memandangmu
        Ingin ia bernafas selembut bisik langkahmu

Anggur pujukan terpikat dengan kemanisanmu
Maka sebagai balas dengan lembut ia mengayunkanmu
Keindahan bertakhta dalam dirimu
Dan karenanya segala pikiran pun terbelenggu
      Dan siapa takan tunduk dengan larangan dan perintahmu??

Bila wajahmu tampak dalam pandangan
sujudlah cinta mencari lindungan
Dan segala cahaya pun pudar karena cahaya wajahmu
Kemegahan zaman mohan ampun di mukamu
Bahkan nasib dan kepastian pun tunduk padamu