I miss my mom would hug you .....
mother why are you so quick to leave me ....
I can not live without you mom ....
but I promise you mom, I'll be what ever you dreamed of me mother ....
mother until whenever I'll always be a child's pride .....

I'll see you in heaven paradise mother ....


greeting your child

Minggu, 05 Desember 2010

                      “Kisah RASULULLAH SAW dan UKASYAH RA"

Brikut scuil kisah
Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi
wa sallam, agar
kita lebih mengenal beliau
dan lebih mncintainya.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas
r.a. bahwa stlah dekat
wktu wafatnya,
Rasulullah mmerintahkan
Bilal supaya adzan.
Mmanggil manusia untuk
sholat berjama’ah.

Maka
brkumpulah kaum Muhajirin
dan Anshor ke
Masjid Rasulullah saw.
Stelah selesai sholat dua
raka ’at yang ringan
kmudian bliau naik ke atas
mimbar lalu mngucapkan
puji dan sanjung
kpada Allah swt, dan
kmudian beliau
mmbawakan khutbahnya yg
sangat berkesan, membuat
hati terharu dan menangis
mencucurkan air
mata. Beliau berkata antara
lain :

” Sesungguhnya saya ini
adalah Nabimu, pemberi
nasihat dan da’i yang
menyeru manusia ke jalan
Allah dengan izin-Nya. Aku ini
bagimu
bagaikan saudara yang
penyayang dan bapak yang
pengasih. Siapa yang
merasa teraniaya olehku di
antara kamu semua,
hendaklah dia bangkit
berdiri sekarang juga untuk
melakukan qishas kepadaku
sebelum ia
melakukannya di hari Kiamat
nanti”

Skali dua kali beliau
mngulangi kata-katanya itu,
dan pada ketiga
kalinya barulah berdiri
seorang laki-laki bernama
‘Ukasyah Ibnu
Muhsin’. Ia berdiri di hadapan
Nabi s.a.w sambil berkata :

“Ibuku dan ayahku menjadi
tebusanmu ya Rasullah. Kalau
tidaklah karena
engkau telah berkali-kali
menuntut kami supaya
berbuat sesuatu atas
dirimu, tidaklah aku akan
berani tampil untuk
memperkenankannya sesuai
dengan permintaanmu.
Dulu, aku pernah bersamamu di
medan perang Badar
sehingga untaku
berdampingan sekali dengan
untamu, maka aku pun turun
dari atas untaku dan aku
menghampiri engkau, lantas
aku pun mencium
paha engkau.
Kemudian
engkau mengangkat cambuk
memukul untamu supaya
berjalan cepat, tetapi engkau
sebenarnya telah memukul
lambung-sampingku; saya
tidak tahu apakah itu dengan
engkau sengaja
atau tidak ya…Rasul Allah,
ataukah barangkali
maksudmu dengan itu
hendak melecut untamu
sendiri ?”

Kemudian Nabi menyuruh
Bilal supaya pergi ke rumah
Fatimah, ”Supaya
Fatimah memberikan
kepadaku cambukku ”kata
beliau
Bilal segera ke luar Masjid
dengan tangannya
diletakkannya di atas
kepalanya.

Ia heran dan tak
habis pikir, “Inilah Rasulullah
memberikan
kesempatan mengambil
qishas terhadap dirinya !”

Diketoknya pintu rumah
Fatimah yang menyahut dari
dalam :

“Siapakah
diluar?”, “Saya datang
kpadamu untuk mngambil
cambuk Rasullah ”jawab Bilal.

”Duhai bilal, apakah yang
akan dilakukan ayahku
dengan cambuk ini ?”
tabta Fatimah kepada Bilal.

“Ya Fatimah ! Ayahmu
memberikan kesempatan
kepada orang lain untuk
mengambil qishas terhadap
dirinya ”Bilal menegaskan.

“Siapakah pula gerangan
orang itu yang sampai hati
mengqishas
Rasulullah ?” tukas Fatimah
keheranan.
Biarlah hamba
saja yang menjadi
ganti untuk dicambuk.

Bilal pun mengambil cambuk
dan membawanya masuk
Masjid, lalu
diberikannya kepada
Rasulullah, dan Rasulullah
pun menyerahkannya ke
tangan ‘Ukasyah
Suasana mulai tegang…

Semua sahabat bergerak….
Semua berdiri….
Jangankan dicambuk, dicolek
saja, ia akan berhadapan
dengan kami.
Mungkin begitu mereka
bicara dalam hati. Semua
mata melotot. Memandang
Ukasyah dan sebilah cambuk.

Saat itulah, Abu Bakar dan
Umar r.a. bicara, 
“Hai ‘Ukasyah ! kami sekarang berada di
hadapanmu, pukul qishas-lah
kami berdua, dan jangan
sekali-kali engaku pukul
Rasulullah s.a.w !”

Mungkin saat itu Umar
meraba pedangnya.
Seandainya saja, diizinkan
akan aku penggal kepala
orang yang menyakiti
Rasulullah.

Rasulullah menahan dua
sahabatnya. Berkata sang
pemimpin yang dicintai
ini : “Duhai sahabatku,
Duduklah kalian berdua,
Allah telah mengetahui
kedudukan kamu berdua!”

Kemudian berdiri pula Ali bin
Abi Tholib sambil berkata.

Kali ini
lebih garang dari sahabat Abu
Bakar :

”Hai Ukasyah! Aku ini
sekarang
masih hidup di hadapan Nabi
s.a.w. Aku tidak sampai hati
melihat kalau
engkau akan mengambil
kesempatan qishas memukul
Rasulullah. Inilah
punggungku, maka qishaslah
aku dengan tangnmu dan
deralah aky dengan
tangn engkau sendiri !”

Ali tampil ke muka.
Memberikan punggungnya
dan jiwa serta cintanya
buat orang yang dicintainya.
Subhanallah … ia tak rela
sang Rasul
disakiti.
Ia merelakan
berkorban nyawa untuk sang
pemimpin.
Nabi pun menahan.
”Allah swt telah tahu kedudukanmu
dan niatmu, wahai Ali !”

Ali surut, bergantianlah
kemudian tampil dua kakak
beradik, Hasan dan
Husein.

”Hai Ukasyah !
Bukankah engkau telah
mengetahui, bahwa kami
berdua ini adalah cucu
kandung Rasulullah, dan
qishaslah kami dan itu
berarti sama juga dengan
mengqishas Rasulullah
sendiri !”
Tetapi Rasulullah menegur
pula kedua cucunya itu
dengan berkata
“ Duduklah kalian berdua,
duhai penyejuk mataku!”

Dan akhirnya Nabi berkata :
“Hai ‘Ukasyah ! pukullah aku
jika engkau
berhasrat mengambil qishas!”

“Ya Rasul Allah ! sewaktu
engkau memukul aku dulu,
kebetulan aku
sedang tidak lekat kain di
badanku ” Kata Ukasyah.

kembali suasana
semakin panas dan tegang.

Semua orang berpikir, apa
maunya si Ukasyah
ini. Sudah berniat mencambuk
Rasul, ia malah meminta
Rasul membuka
baju. “Kurang ajar sekali si
Ukasyah ini. Apa maunya ini
orang …”

Tanpa bicara….
Tanpa kata…
Rasulullah membuka bajunya.
Semua yang hadir menahan
napas …
Banyak yang berteriak sambil
menangis …
Tak terkecuali…. Termasuk
Ukasyah…
Ada yang tertahan di
dadanya. Ia segera maju
melangkah, melepas
cambuknya dan …
Kejadian selanjutnya tatkala
‘ Ukasyah melihat putih tubuh
Rasulullah
dan tanda kenabian di
punggungnya, ia segera
mendekap tubuh Nabi
sepuas-puasnya sambil
berkata :

“Tebusanmu adalah
Rohku ya Rasulallah,
siapakah yang tega sampai
hatinya untuk mengambil
kesempatan
mengqishas engkau ya Rasul
Allah ? Saya sengaja berbuat
demikian
hanyalah karena berharap
agar supaya tubuhku dapat
menyentuh tubuh
engkau yang mulia, dan agar
supaya Allah swt dengan
kehormatan engkau
dapat menjagaku dari
sentuhan api neraka ”

Akhirnya berkatalah Nabi saw

“ Ketahuilah wahai para
sahabat ! barang
siapa yang ingin melihat
penduduk surga, maka
melihatlah kepada
pribadi laki-laki ini !”
Lantas bangkit berdirilah
kaum Muslimin beramai-
ramai mencium ‘Ukasyah
di antara kedua matanya.
Rasa curiga berubah cinta.
Buruk sangka
berubah bangga. 
Berkatalah
mereka : “Berbahagialah
engkau yang telah
mencapai derajat yg tinggi
dan mnjadi teman Rasulullah
s.a.w di
surga kelak !”

Ya Allah! Demi kmuliaan dan
kebesaran Engkau mudahkan
jugalah bagi
kami mendapatkan
syafa ’atnya Rasulullah s.a.w
di kampung akhirat yang
abadi ! Amien !
Mau ’izhatul
Hasanah
Allah SWT brfirman:

“ Yaa siin…Demi Al Quran
yang penuh Hikmah…
Sesungguhnya Engkau
(Muhammad) sungguh
sebagian dari para Rasul-
rasul …
Yang berada di JALAN yang
LURUS ” (QS. Yaasiin : 3-4)

” Sesungguhnya Allah dan
para Malaikat-Nya
bershalawat kepada Nabi,
Hai orang-orang yang
beriman bershalawatlah
kepadanya dan salam taslim
kepadanya. ” (QS Al Ahzab)

“Allahumma shalli ‘alaa
Nabiyinaa Muhammad
wa ’alaa aalihi wa shahbihi wa
sallim”

Wassalamu’alaikm wa
rahmatullahi wa baakaatuh
Semoga Keselamatan,
Rahmat dan Berkah Allah
selalu tercurah atasmu

Sumber : “Kisah
Rasulullah SAW dan
Ukasyah RA ”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar